Filsafat Pendidikan Islam

A. PANDANGAN FILSAFAT ISLAM TENTANG PENDIDIKAN1. Kedudukan pendidikan Islam,
Secara umum, pendidikan adalah sesuatu yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik, sementara secara khusus, pendidikan dalam prespektif islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap peserta didik baik potensi efektif, kognitif maupun psikomotorik sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dipahami pendidikan islam dalam prespektif Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap upaya perkembangan jasmani dan rohani peserta didik agar mencapai tingkat kedewasaan sehingga ia mampu menunaikan tugas-tugas kemanusiaannya sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Oleh karena itu, pendidikan dalam konteks ini bukan hanya terbatas pada orang-orangnya bertugas disekolah tetapi semua sorang terlibat dalam proses pendidikan anak mulai sejak alam kandungan hingga ia dewasa, bahkan sampai meninggal dunia.
Islam mengajarkan bahwa pendidikan pertama dan utama yang paling bertanggung jawab terhadap perkembangan jasmani dan rohani adalah kedua orang tua. Islam memerintahkan kedua orang tua untuk mendidik diri dan keluarganya terutama anak-anaknya agar mereka terhindar dari azab Allah,

Firmannya:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

2. Tugas pendidikan menurut filsafat pendidikan Islam
Dalam pendidikan Islam, tugas seorang pendidik, dipandang sebagai sesuatu yang sangat mulia posisi ini menyebabkan mengapa Islam menempatkan orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan lebih tinggi derajatnya bila dibanding manusia lain.

Firman Allah:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Menurut Ahmad D. Marimba tugas pendidikan dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal kebutuhan atau kesanggupan peserta didik menciptakan situasi yang kondusif bagi berlangsungnya proses kependidikan dan mengembangkan pengetahuan yang dimiliki guna ditransformsikan kepada peserta didik serta senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan atau kekurangannya sementara dalam batasan lain tugas pendidikan dapat dijabarkan dalam beberapa pokok pikiran yaitu:
a) Sebagai pengajar (Intruksional)
b) Sebagai pendidik (Edukator)
c) Sebagai pemimpin (Managerial)
3. Karakteristik Pendidikan.
Dalam pendidikan Islam seorang pendidik hendaknya memiliki karakteristik yang dapat membiasakannya dari yang lain dalam hal ini An-Nahlawi membagi karakteristik pendidikan muslim kepada beberapa bentuk, yaitu:
a) Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah yang terwujud dalam tujuan tingkah laku dan pola pikirnya.
b) Bersifat ikhlas.
c) Bersifat sabar.
d) Jujur
e) Senantiasa membekali diri dengan ilmu.
f) Mampu mengajar secara berfreasi.
g) Mampu mengelola kelas dan peserta didik tugas dalam bertindak dan proporsional.
h) Mengetahui kehidupan psikis peserta didik.
i) Tanggap terhadap dan perkembangan dunia.
j) Berlaku adil terhadap peserta didiknya.

Sementara dalam criteria yang sama Al-Abrasy memberikan batasan diantaranya ialah:
a) Seorang pendidik memiliki sifat zuhud
b) Seorang pendidik hendaknya bersih fisiknya.
c) Seorang pendidik hendaknya ikhlas.
d) Seorang pendidik hendaknya bersikap pemaaf dan memaafkan
e) Seorang pendidik hendaknya mapu mencintai peseerta didiknya sebagaimana mencintai anak-anaknya.
f) Seorang pendidik hendaknya mengetahui karakter peserta didiknya.
g) Seorang pendidik hendaknya menguasai pelajaran.

Terlihat jelas bahwa menjadi seorang pendidik itu tidaklah mudah harus memenuhi persyuaratan. Oleh karena itu tak heran jika Islam meletakkannya pada posisi sangat mulia dan terhormat.

B. PANDANGAN FILSAFAT TENTANG PESERTA DIDIK
1. Makna peserta didik.
Diantara komponen terpenting dalam pendidikan islam adalah peserta didik dalam prespektif islam peserta didik merupakan subyek dan obyek, aktifitas kependidikan tidak akan terlaksana tanpa keterlibatan peserta didik didalamnya.
Perlunya terlebih dahulu diperjelas beberapa diskripsi tentang hakekat peserta didik dan implikasinya terhadap Islam, yaitu:
a) Peserta didik bukan merupakan miniatur orang dewasa akan tetapi memiliki dunianya sendiri.
b) Peserta didik adalah manusia memiliki difrensiasi priodesasi perkembamngan dan pertubuhan.
c) Peserta didik adalah manusia yang memiliki kebutuhan baik jasmani maupun rohani.
d) Peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki perbedaan individual.
e) Peserta didik merupakan resultan dari dua unsur utama yaitu jasmani dan rohani.
f) Peserta didik adalah manusia yang memiliki potensi (fitrah) yang dapat dikembangkan dan berkembang secara dinamis.
2. Tugas dan kewajiban peserta didik
Agar pelaksanaan proses pendidikan Islam dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka peserta didik hendaknya senantiasa menyadari tugas dan kewajibannya.
Menurut Asma Hasan Fahmi diantara tugas dan kewajiban yang perlu dipenuhi peserta didik adalah:
a) Peserta didik hendaknya senantiasa membersihkan hatinya sebelum menuntut ilmu.
b) Tujuan belajar hendaknya ditujukan untuk menghiasi ruh.
c) Memiliki kemauan yang kuat untuk mencari dan menuntut ilmu diberbagai tempat.
d) Setiap peserta didik wajib menghormati pendidiknya.
e) Peserta didik hendaknya belajar secara sungguh-sungguh.
3. Sifat-sifat ideal peserta didik.
Dalam upaya mencapai tujuan pendidikan Islam peserta didik hendaknya memiliki dan menanamkan sifat-sifat yang baik dalam diri dan kepribadiannya.
Berkenaan dengan sifat ideal Imam Al-Ghazali sebagai mana dikutip fatahiyah Hasan Sulaiman merumuskan sifat-sifat yang patut dan harus dimiliki peserta didik kepada 10 macam sifat, yaitu:
a) Belajar dengan niat ibadah.
b) Mengurangi kecenderungan pada kehidupan duniawi disbanding ukkhrawi.
c) Bersikap tawadhu’
d) Menajaga fikiran dari berbagai pertentangan yang timbul dari berbagai aliran.
e) Mempelajari ilmu-ilmu yang terpuji baik ilmu umum maupun agama.
f) Belajar secara bertahap.
g) Mempelajari suatu ilmu sampai tuntas kemudian beralih keilmu yang lainnya,
h) Memahami nialai-nilai ilmiah atas ilmu pengetahuan yang dipelajari
i) Mempelajari diniyah sebelum memasuki ilmu duniawi.
j) Mengenal nilai-nilai pragmatis bagi suatu ilmu pengetahuan.

DAFTAR PUSATAKA


Al-Abrasi, Mohammad Athiyah, Dasar-Dasar, Pokok Pendidikan Islam, Terjemah Bustami A.Gani dan Djohar Bahri; Jakarta, Bulan Bintang ,1984

Alghazali, Ihya’Ulumuddin, Beirut , Dar Al-Fikr, 1939

An-Nahlawi, Abdurrahman, Prinsip-Prinsip Dan Metode Pendidikan Islam, Bandung, CV. Diponegoro, 1992

Fahmim, Asma Hasan, Sejarah Dan Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta, Bulan Bintang, 1979

Jalaludin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep Dan Perkembangan, Jakarta, Rajawali Pers, 1996

Marimba, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung Alma’arif, 1989

Sukiman, Fathiyah Hasan, Pandangan Ibnu Khaldun Tentang Ilmu Dan Pendidikan Penyunting H.M.D. Dahlan, Bandung, CV. Diponegoro, 1987

Komentar